AKU DAN ANGIN DIPUNCAK GUNUNG PURBA
Siang ini ada yang tak biasa . Usai
terburu mengerjakan tugas kelompok , saya menyiapkan air minum bekal untuk
perjalanan panjang menuju Gunung Purba , Gunungkidul . Agenda hari ini adalah
menemani sahabat saya ,
Izzatun Nafsi survei tempat untuk family gathering organisasi kami , JAVA
. tentu saja kami tidak berdua , ada
Syaifun dan
Azzam adik tingkat kami .
Perjalanan ini terasa
menyenangkan karena untuk pertama kalinya saya melakukan perjalanan Jogja –
Gunungkidul dengan penuh cerita . Izza membonceng saya , hasilnya sepanjang
jalan banyak cerita yang kami kupas . saya memang selalu merasa senang
memboncengkan sahabat saya yang satu itu . bahasa gaulnya loe ngerti gue bangeeeet . karena memang Izza sangat faham cara saya
mengendarai motor yang sedikit gila dan diantara para akhwat , sepertin
ya Izza lah
yang paling kalem diajak mbalap .
Setelah perjalanan ramai nan
panjang tersebut , sampailah kami diloket Gunung Purba. Oia sebelumnya kami
menyempatkan diri sholat dimushola yang sepi didekat sana . karcis sudah
digenggaman tangan , saatnya kita naik gunung yang pada awalnya saya
meremehkannya . bagaimana tidak , dari awal pendakian saja kami sudah bisa
melihat puncaknya . “ah.. sipil ..” batin saya waktu itu .
Baru beberapa tangga panjang
terlampaui saya sudah tersengal sengal . sesak nafas dan beberapa kali menguap
tanpa sebab . biasanya ketika saya menguap tiba – tiba tanpa rasa kantuk dan
saya memaksakan untuk tetap kerja keras , pasti saya pingsan . dan ketika saya
menguap untuk ketika kalinya , saya memutuskan untuk berhenti . bahkan
sejujurnya saya pada waktu itu memutuskan untuk mencukupkan pendakian .
keajaiban datang melalui semangat yang teman teman saya berikan , 3 orang
motivator dadakan . dan terpecut semangat saya ketika mereka menunggui saya
mengumpulkan oksigen dan tenaga untuk melanjutkan perjalanan .
Tibalah kami di pos satu . dari
sana kami sudah bisa melihat kota jogja dan puluhan menara pemancar . Syaif
mengajak kami duduk di pos satu untuk mengatur nafas dan syuro (rapat) .
begitulah aktivis , mau dimanapun tempatnya .. agenda syuro’ tidak pernah terlewat
. disanalah saya mulai mengasihani diri saya sendiri . Azzam , adik tingkat
yang juga adik kelas saya saat SMP beberapa kali berceletuk , “masa anak TS (tapak suci) naik segini aja
udah nyerah? Katanya sabuk biru??” . atau “merbabu aja sampai lah giliran yang
bukit kok ga sampai ?” .
Saya termenung , ada yang salah
dalam diri saya . saya sangat memahami stamina saya dulu . dan sangat terkejut
ketika saya mendapati diri saya sangat ringkih sekarang . dulu , di SMA saya
menjali pelatih pencak silat , tentu saja saya sangat doyan berolah-raga .
bahkan diakhir tahun masa SMA saya , setiap sore saya lari sejauh 2 KM dan
rutin . sekarang , mungkin jarak 250 meter saya sudah terengah engah . saya
sangat menjaga berat badan antara 49 – 50 di zaman SMA karena jika lomba pencak
silat saya berada di kelas D yang tidak boleh kurang dari 49 dan tidak lebih dr
51 KG . sekarang ? . ah alibi saya kuat memang , saya sudah mengundurkan diri
menjadi pengajar pencak silat . bahkan ketika diminta baik – baik saya justru
menolak mentah – mentah untuk mengajar . saya sudah kalem , alasan saya . dan
sepertinya alasan itulah yang menyebabkan saya kehilangan stamina saya . “ saya
sudah kalem” kalimat ini membuat saya jarang lari , jarang senam dan jarang
renang lagi . mungkin di tahun awal perkuliahan saya masih rutin berenang ,
hampir seminggu sekali saya selalu menyempatkan diri untuk renang . semester 4
ini.. saya belum pernah olahraga. Dan itu parah..
Oia , malah curhat jauh ke masa
lalu , setelah lama melamun mengasihani diri sendiri , rapat dipending di pos
dua . kami melanjutkan perjalanan dan saya benar – benar mengatur pola nafas
saya . berazam untuk tidak banyak mengeluh dan trus memotivasi diri untuk
menggerakkan kaki .
Di pos dua, pemandangan yang kami
dapat semakin Indah , dan ditambah dengan semilir angin dan titik titk air . di
pos dua memang turun hujan yang cukup membuat tanah basah dan licin . saya dan
Izza melirik sepatu crocs palsu milik kami . O..o.. bahaya ini, sepertinya kami
akan banyak terpeleset nanti . setelah jam tangan menunjukkan pukul 5 sore dan
hujan sudah cukup reda kami melanjutkan perjalanan . sedikit lagi sampai puncak
, kami yakin itu . benar saja , medan yang kami tempuh semakin sulit dan licin
. hingga melewati pos 3 kami belum terpeleset .
Tibalah kami pada satu tanjakan
panjang dan sangat licin , bayangkan saja , Syaif yang memakai sepatu kets saja
terpeleset . dengan konsentrasi dan tetap
memotivasi diri saya melangkah naik . dan selamat tanpa terpleset .
pemandangan menarik dan seru Izza hadirkan disini . dia berkali – kali terpleset
. lebih dari 10 kali dia mencium lumpur , give up. Saat seperti inilah ukhuwah
indah tercipta . Syaif , sebagai leader perjalanan kali ini berusaha menarik
izza dengan kemejanya yang ia lepas hingga menjadi sarana menarik Izza , saya
menyumbangkan sepatu saya untuk Izza pakai . Azzam menyemangati . beberapa kali
masih terjatuh dan Izza akhirnya berhasil mencapai jalan berikutnya . perjalanan
menuju puncak tinggal sedikit lagi , setelah melewati tangga kayu yang super
licin dan gamis lebar saya yang sedikit nyerimpet – nyerimpet .. sampailah kita
dipuncak Gunung Purba. Sepi , hanya ada
sepasang manusia, cowok cewek yang sepertinya terusik oleh kedatangan 4 makhluk
langka ini . dan benar saja , beberapa saat kemudian sepasang kekasih tersebut
turun . Angin puncak sangat semilir , semi badai tepatnya . kuenceeeeeenge
poooool... kami mengambil nafas sejenak dan memutuskn untuk segera turun karena
Syaif , leader kami katanya punya firasat buruk – ah sandiwara ..
Perjalanan turun gunung kami
lebih seru lagi , saya yang bermata minus sangat butuh cahaya untuk melangkah ,
izza yang masih saja terpeleset meski jalanan tidak licin dan Syaif yang rabun
senja . hanya azzam yang sepertinya mendingan . kami tidak membawa senter
padahal hutan sudah gulita , hanya ada penerangan dari senter hape . kami
mengatur posisi , Azzam sebagai orang yang paling normal dan “sehat” menjadi
leader memimpin didepan dengan memegang senter yang diarahkan kebelakang , saya
tepat dibelakang dia karena mata saya sangat butuh cahaya , izza yang memakai
jilbab terang dibelakang saya agar Syaif yang rabun senja tetap bisa melihat . bayangkan
saja betapa anehnya perjalanan turun kami . kesasar ? wah jelas .. kami sempat
kebingungan jalan turun . hanya Azzam yang bisa diharapkan untuk mencari dan
membuat keputusan mana jalan yang benar , kamu sudah disable. Hhaha
Perjalanan turun yang heboh
akhirnya usai juga diparkiran bawah , tepat didepan loket gunung purba , disini
barulah Izza terlihat paling keren , berlumpur – lumpur . agaknya Izza yang
paling menikmati perjalanan ini . kami pulang ke Jogja segera setelah tiba di
bawah . dan setelah makan , kami menuju kos masing – masing .
Banyak pelajaran yang saya
dapatkan hari ini , tentang bagaimana ukhuwah dapat terjalin kapanpun dimanapun
dan dengan siapapun selama fikroh kita sama , tujuan kita sama . untuk dakwah
..
Dan , pesan saya .. rajinlah
berolahraga sepenuh apapun jadwal kegiatan organisasi kita . karena olahraga
sangat penting untuk stamina kita . stamina mengarungi lautan samudra dakwaah. Cailaa.....
dan akhirnya ... terimakasih JAVA untuk pertemuanku dengan orang - orang hebat seperti mereka .