Hari ini tepat dua bulan sebelum hari
pernikahan kita.
Rasanya baru kemarin engkau tiba –
tiba datang dan mengajakku menikah
Rasanya baru kemarin engkau datang
bersama murobbi dan kakak lelakimu menemui orangtuaku
Rasanya baru kemarin engkau ditanya
visi misi kerumahtanggaan oleh umi abiku
Rasanya baru kemarin engkau resmi
melamarku, dan Ibumu memberiku cincin pertanda keseriusan melamar..
Baru saja kemarin, dan kebahagiaan
itu terus tumbuh..
Kini, tepat dua bulan sebelum pernikahan
kita..
Dan mulut ini tak lelah mendoa
untukmu calon suamiku..
Dan hati ini tak lelah mendoa untukmu
calon ayah anak – anakku..
Dan entah mulai kapan kemudian aku
mulai mencintaimu menyayangimu dan memimpikan keluarga bahagia bersamamu..
Untukmu, lelaki yang akan memintaku
dari abiku dua bulan nanti...
Semoga Allah menguatkanmu memimpin dan
menafkahi rumahtangga kita nanti,
Semoga Allah mengokohkan imanmu untuk
mengimami keluarga , istri dan anak – anak kebanggaanmu..
Semoga Allah meneguhkan hatimu dalam
kesetiaan ..
Semoga Allah selalu menjaga hati – hati kita, dan menyatukannya hingga ke syurga.
Bahwa ada hari – hari dimana aku
mulai mencintaimu, entah kapan itu... dan aku terus memupuknya agar iya tumbuh subur dan menghasilkan buah buah segar pelepas dahaga
Yogyakarta, 18 November 2014