Thursday, August 16, 2012

jingga kembara

Standard




Kembali  jingga di hatiku ..
Mulai mengetuk kelambu berjuntai di dada
Ada sepucuk harapan yang menyilaukan
Dan kembali jingga menembus hatiku
 
Kembara ini aku meyakini akhirnya
Akhir terindah dari sebuah kesetiaan panjang
Bagai perahu kertas memang
Rapuh , terombang – ambing namun terus berlayar

Sekali lagi , jingga mulai datang
Masa laluku dan masa depan yang mulai tersambung
Masih di note yang sama dalam sebuah lagu cinta
Kembaralah mimpi ini di jembatan masa

Masih merangkai puzzle yang sempat terhenti
Bukan lagi di bawah pijar lampu temaram
Ada pendar kecil mulai terpancar
Bahwa hidup memang tak akan pernah sama
Namun kita .. melupakan arti kata lelah

Nice evening , mendengar suara ombak pantai tak bernama dari hand phoneku .
10 Agustus 2012  18:23
 

Monday, August 06, 2012

embun masa

Standard


Embun Masa
Pagi ini , di pertengahan bulan ramadhan kembali saya menghirup udara sejuk desa Moyudan . sangat spesial dan istimewa ketika allah masih memberi saya kesempatan untuk menanti pagi di depan hamparan sawah sembari tilawah . inilah tempat saya melewati masa – masa remaja ., pondok Bina Umat .
                Pagi disini terasa berbeda dengan pagi di desa lain . bisa jadi sawah dan suara jangkriknya menyuguhkan pemandangan yang sama seperti di banyak tempat , begitu pula dengan hawa dingin dan kabut . namun ada yang membedakan antara pagi di di desa ini dengan desa lainnya . Yaitu kenangan . desa lain boleh saja memiliki sawah yang lebih hijau .. namun sawah disini menyuguhkan kenangan yang menjadikannya jauh lebih berkesan di hati saya .
               
              Dan masih seperti 7 tahun lalu , saya masih senantiasa menanti cercah mentari di depan asrama . sesekali terdengar kayuh sepeda dari para petani , pun suara motor tua yang melintas . sekarang memang sudah sedikit ramai suara – suara kendaraan . tidak seperti tahun yang silam . teringat akan zaman SMP , ketika saya mulai berkenalan dengan orang – orang yang kini menjadi seseorang yang mengisi daftar nama dalam doa saya . dan sawah ini menjadi saksi bahwa setiap bulan ada sahabat saya yang tercebur atau diceburkan ke sawah ini  . sawah ini menjadi saksi ketika kami tertawa lepas , bahagia . ada kalanya memang .. sawah ini menyaksikan air mata saya yang terjatuh , rindu rumah . dan satu yang tetap abadi .. tentang setetes embun dipagi hari .
                Bangunan asrama memang telah berubah . menjadi raksasa yang mengubah banyak petak sawah menjadi gedung berwarna pink . penghuni asrama pun kini banyak tidak saya kenali . ternyata zaman berubah . ternyata waktu benar – benar cepat berlari melintasi kesadaran saya . namun bahagianya saya ketika menyadari bahwa waktu belum mampu mengubah hamparan sawah dan butir embun pagi di depan asrama .  tempat saya dan sahabat saya tumbuh dan banyak belajar dari alam .
               
               Semoga embun ini akan selalu tetap pada rundukan padi yang tetap menguning di subuh , pagi hari . tetap seperti ini tetap seperti sedianya dulu saat pertama saya menjejak kaki di desa moyudan . biar saja anak – anak disini berbeda dengan anak – anak 7 tahun lalu . pada esensinya , kami memiliki hal yang sama nantinya . Yaitu kenangan pernah menyentuh embun yang tak terleburkan masa .



Penuh cinta dan keharuan pagi

Zulfa adzkia , alumni SMP-SMAIT Bina Umat
               

mendoa dengan cinta

Standard


Mendoa dengan cinta
Pagi yang sedikit ‘grusa grusu’ atau terburu mana kala saya melihat kalender dan menemukan fakta bahwa hari ini tanggal 3 Agustus 2012 . Maklum , ketika di rumah rasa – rasanya saya memang selalu lupa hari dan tanggal . Dan 3 Agustus saya memiliki janji untuk mengisi mentoring di minggu ini , sedang materi belum saya siapkan . tak perlu babibu lagi , saya  bergegas menuju rak buku besar milik ummi abi , berharap ada bahan yang cocok untuk mengisi mentoring sore nanti .

Selesai membajak banyak buku , dan belum menemukan materi yang nempel dihati akhirnya harapan terakhir tertuju pada modem . browsing materi dengan sembarang mengetik key word . benar – benar  bingung mencari materi . saya menulis beberapa key word seperti , mutiara iman , tafsir al-fajr , menata hati , dsb sayangnya semua itu belum terasa cocok untuk disampaikan ke adek – adek . sampai akhirnya saya mengetik kata , “doa untuk yang jauh” dan jeng jeng.... saya menemukan artikel yang mengingatkan saya pada keutamaan doa .

Kita mungkin sudah mengetahui tentang beragam cara untuk terkabulnya doa kita . sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Berusaha berdoa pada waktu dan tempat yang tepat, ini mungkin yang sering kita lakukan. Seperti saat sepertiga malam terakhir, setelah shalat fardhu, diantara adzan dan iqamah dan di hari Jumat dan banyak lagi . Namun , terkadang kita melupakan sebuah saat yang bagi saya adalah saat terindah doa kita terkabul .  yaitu mana kala kita mendoakan saudara kita tanpa sepengetahuan orang tersebut . indah bukan ? betapa doa yang kita panjatkan adalah cermin keikhlasan hati .  
teringat akan sebuah hadist :

“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah mustajab. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, ‘Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.” (HR. Ahmad)



Bayangkan , ketika kita menyebut nama saudara , sahabat dan kerabat kita dalam doa , allah mengirimkan malaikatnya spesial untuk mengamini doa kita . dan doa yang kita panjatkan pun akan kembali kepada kita . membayangkan disebuah masjid dengan langit – langitnya adalah sayap para malaikat yang sedang mengamini masing – masing jama’ah .. merinding ! bagaimana tidak indah agama islam ini , Allah memberi kebaikan doa mana kala kita berempati kepada teman dan sahabat kita .

Saya teringat sebuah cerita yang saya baca , Ibnul Jauzy dalam kitabnya Shifatus Shafwah menuturkan biografi singkat Ath-Thayyib bin Ismail atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Hamdun. Beliau memiliki sebuah kertas dimana disitu tertuliskan 300 nama sahabt – sahabat beliau . lalu apa hubungannya selembar kertas dengan doa ? . kertas tersebut terlihat lusuh karena setiap malam abu Hamdun membaca satu persatu nama yang ada dan dilanjutkan dengan mendoakan kesemua nama . hingga suatu malam abu Hamdun tertidur dalam keadaan belum mendoakan teman – teman beliau . dan dalam tidurnya abu Hamdun bermimpi didetangi oleh seseorang dan berkata , “abu Hamdun .. mengapa engkau belum menyalakan lampumu ?’’ . dan ia segera terbangun dan mendoakan ke – 300 temannya .

Dan kembali , kisah abu Hamdun tersebut menampar hati saya , ketika abu Hamdun setiap malam sebelum tidurnya menyisihkan waktu untuk mendoakan kesemua orang terdekat dengan ikhlas . lantas sebanyak apa doa yang saya lantunkan untuk orang – orang yang mencintai dan saya cintai ? sekali lagi .. doa tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan adalah sebaik – baik doa . dimana cinta , rindu dan keikhlasan tercermin dalam sebait doa dan dengung “amin” para malaikat .

Wallahu a’lam bi showab .. Semoga Allah menghilangkan dari diri kita penyakit ghil (dengki) yang bisa menghalangi timbulnya sifat cinta dan kasih sayang kepada kaum muslimin. Sehingga kita tidak perlu merasa gengsi dan berat hati jika harus melantunkan doa untuk kebaikan dan kesuksesan saudara kita sesama muslim. Karena sejatinya dengan mendoakan mereka berarti kita telah mendoakan diri kita sendiri.