Monday, September 29, 2014

Menikah oooh menikah.- Pernak Pernik Pernikahan

Standard


Menghitung hari menuju hari yang ditunggu, hati rasanya berdebar – debar menanti beliau, calon suami  mengucap akad, mengucap janji setianya. Masih lama memang, kisaran bulan, namun itu sudah cukup untuk membuat saya dag dig dug untuk terus memantaskan diri menjadi seorang istri, mendampingi beliau. 

Pernikahan, seperti yang sudah banyak ustad sampaikan dalam setiap kajian munakahat, merupakan sarana untuk beribadah secara utuh.
  “Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untuk separuh sisanya” 
(HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman). 

Perasaan tenang, tenteram, nyaman atau disebut sebagai sakinah, muncul setelah menikah. Tuhan memberikan perasaan tersebut kepada laki-laki dan perempuan yang melaksanakan pernikahan dengan proses yang baik dan benar. Sekadar penyaluran hasrat biologis tanpa menikah, tidak akan bisa memberikan perasaan ketenangan dalam jiwa manusia.

Beberapa kali saya bertanya kepada ibu saya tentang keraguan untuk menikah diusia terlalu belia ini, dan entah bagaimana ceritanya, ibu yang berkali – kali bilang untuk menikahnya nanti saja setelah umur cukup justru sangat mendukung “pernikahan dini” ini.

Usia saya baru memasuki 21 tahun. Bagi sebagian orang, usia tersebut memang sudah cukup untuk menikah. Namun, dikeluarga besar saya, usia untuk menikah adalah usia diatas 24 tahun.  Berkali – kali bertanya ke ibu apakah saya sudah cukup siap untuk menikah, dan ibu saya menjawab “ setiap orang akan lebih didewasakanoleh pernikahan. Sampai umur berapapun orang akan tetap menjadi pribadi egois jika belum menikah. Usia 21 adalah usia awal, secara fisik dan psikis pantas untuk menikah. But up to you honey, karena setiap keputusan selalu ada resiko dan ciri orang dewasa adalah siap bertanggungjawab pada resiko dan tidak melemparkan kepada orang lain” (ini salah SMS ibu saya).

Sembari membaca banyak artikel dan buku-buku munakahat, saya memantapkan hati saya untuk yakin bahwa menikah diusia muda adalah keputusan yang baik. Di umur awal dua puluh ini, idealisme masih tinggi, dan dengan dinikahi oleh lelaki yang memiliki idealisme yang sejalan dengan kita, maka idealisme tersebut akan bertahan, tidak tumbang oleh kejamnya kehidupan.  Dan nantinya akan lahir anak – anak yang bukan sekedar anak biologis, namun juga anak ideologis. Bukankah salah satu tujuan menikah adalah  memberikan jalan bagi kelanjutan generasi yang siap membangun peradaban masa depan ?.

Saya jelas percaya calon suami saya adalah orang yang baik, yang taat beragama, yang memiliki ideologis sejalan dengan saya, yang memiliki visi misi pernikahan yang bukan sekedar untuk menyatukan cinta, yang memiliki semangat dakwah tinggi, dan dari keluarga yang baik. Karenanya, rencana pernikahan ini membuat saya mengejar ketertinggalan saya dalam banyak hal, terutama soal ibadah.

Dan semoga Allah melancarkan jalan masa depan ini, menjadikan kami keluarga sakinah mawaddah wa rahmah..


Oia, rasanya setelah menikah nanti saya ingin membuat review tentang gedung – gedung pernikahan deh. Karena, pengalaman saya saat ini, mencari info gedung untuk pernikahan beserta info harganya itu sangat susah. Silahkan cek google, pasti tidak ada yang meng-update info tersebut. Bagi orang-orang yang letak rumahnya dipinggir jalan protokol, melangsungkan resepsi di rumah dan memotong setengah jalan untuk didirikan tenda resepsi rasanya hal yang mustahil. Info daftar gedung beserta harganya di daerah jogja agaknya menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk saat ini. Menikah oooh menikah..... banyak hal yang harus saya siapkan, dan ada Allah yang akan terus membantu dan menjadikan semangat saya menyiapkan ini semua. Selamat sibuk menyiapkan pernak pernik rumah tangga zulfa sayang :D


0 komentar:

Post a Comment