Friday, March 20, 2015

TIPS MENGAWALI PERNIKAHAN

Standard
Pernikahan adalah sebuah momen dimana seorang pria berkomitmen dengan seorang wanita untuk  hidup bersama, membina sebuah keluarga yang diharapkan bisa sakinah mawadah wa rahmah. Tidak mudah mengawali pernikahan, karena ada dua otak, dua pemikiran yang kemudian menjadi seiya sekata. Perbedaan pola pikir dan kebiasaan hidup sering kali membuat pasangan muda berselisih paham. Nah, berhubung saya juga pengantin baru, saya akan mencoba share tips tips mengawali pernikahan. Mungkin bisa menjadi bekal dan gambaran teman – teman ketika akan menikah nanti sekaligus menjadi pengingat untuk diri sendiri  :D

1.       CURHATLAH KEPADA PASANGAN, BUKAN YANG LAIN.
Kebanyakan anak perempuan sangat dekat dengan orangtua, terutama Ibu. Saat masih single, Ibu mungkin menjadi tempat curhat segala kondisi mulai dari hal sepele hingga hal penting yang menyangkut masa depan. Terkadang beberapa anak lelaki pun melakukan hal yang sama. Nah, ketika menikah.. kehidupan kita akan berubah, kita memiliki teman curhat baru, memiliki kehidupan pribadi yang terpisah dengan orang tua. Untuk itu, kebiasaan curhat ke Ibu harus diganti menjadi kebiasaan curhat kepada pasangan. Komunikasi yang baik dengan pasangan sangat berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga. Meski begitu, tentu kita juga harus tetap berkomunikasi dengan orangtua hanya porsinya dibedakan. Jika dulu segalanya bisa diceritakan ke Ibu, setelah menikah kita harus pintar pintar memilah cerita mana yang bisa diceritakan ke Ibu, dan cerita mana yang cukup di dengar oleh pasangan.

Sebelum menikah, Umi pernah berpesan “ Mbak, nanti kalau sudah menikah.. jangan curhat ke Umi lagi. Curhatlah ke suamimu.. semua keluh kesah disampaikan ke suami, bukan umi lagi. Sebaliknya, sampaikanlah hal hal bahagia ke Umi Abi. Agar Umi Abi tahu bahwa kamu bahagia dan Umi Abi turut bahagia karena melepasmu bersama dengan orang yang tepat”

Kata – kata umi selalu terngiang, hingga setiap kali bercerita ke Umi Abi, saya berusaha untuk menceritakan hal hal baik tentang suami dan hal hal bahagia dalam rumah tangga saya, agar mereka ikut bahagia.

2.       MENIKAH : SIAP MANDIRI
Sebelum menikah, tentu kita harus faham bahwa nantinya, kita bukan lagi menjadi tanggungan orangtua. Menikah artinya siap hidup mandiri atau minimal berusaha mandiri. Banyak pasangan yang saat mengawali pernikahannya dengan gaji pas pasan bahkan ada yang dengan serba kekurangan. Hal tersebut tidak menjadi persoalan selama kita memiliki tekat untuk mandiri. Dengan adanya tekat untuk mandiri, kita berpacu untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan hasil jerih payah sendiri. Jangan sampai setelah menikah, mental kita masih mental bergantung pada orangtua, menjaminkan keluarga pada orangtua. Duh bahaya itu mah,..

Meski begitu, bukan berarti juga orangtua memberikan bantuan harus kita tolak. Terimalah apa yang orangtua berikan, tapi jangan meminta. Mandiri disini adalah berusaha tidak memberatkan orangtua. Kalau bisa justru membantu mengurangi beban orangtua. Terutama jika hidup masih seatap dengan orangtua. Mindsetnya bukan lagi “Nanti minta ibu aja”. Tapi bagaimana caranya kita sedikit demi sedikit menyediakan kebutuhan orangtua. Mulailah dari hal hal kecil seperti membelikan kebutuhan sehari hari, bisa sabun cuci piring, bahan masak, alat masak dsb.

3.       KEBAHAGIAAN ITU DICIPTAKAN OLEH DIRI SENDIRI
Kehidupan itu dihiasi dengan kebahagiaan dan kesedihan, begitu pula dengan pernikahan. Ada kalanya kita sebagai istri merasa sedih atau kecewa dengan  suami, atau bisa jadi sebaliknya. Tapi, fahamilah bahwa rasa sedih atau bahagia itu sesungguhnya diri sendirilah yang menciptakan. Saya pernah merasa sedih ketika suami sering tiba tiba diam, bahkan di awal pernikahan, ketika suami diam saya juga diam diam diam kadang ditambah dengan menangis diam diam. Tapi sesungguhnya bukan diamnya suami yang membuat saya sedih, tapi perasaan bersalah dan menebak nebak kenapa suami diamlah yang kemudian menjadi pemicu rasa sedih itu muncul. Dan setelah tau alasan suami diam bukan karena kesalahan saya, rasa bahagia tiba tiba muncul. Adakalanya disaat keadaan menghimpit, diakhir bulan uang sudah paspasan tapi rasa hati tetap bahagia, itu juga karena saya merasa saya baik baik saja.  Jadi, belajar dari itu, Bahagia itu kita sendiri yang menciptakan. Maka berusahalah kita terlihat bahagia didepan pasangan, selelah, secapek apapun kita.. ciptakan kebahagiaan, dan hilangkan perasaan sedih. Jaga komunikasi agar selalu bahagia.

4.       SAMPAIKAN HAL HAL YANG MENGGANJAL
Banyak hal yang kita tidak ketahui dari pasangan kita diawal pernikahan termasuk kebiasaan kebiasaan pasangan, namun seiring berjalannya waktu kita akan mengetahui dan bisa jadi kita tidak sreg dengan kebiasaan pasangan tersebut. Misalkan, pasangan kita sering berbohong meski hanya bercanda dan kita tidak suka. Maka sampaikanlah langsung dengan baik, atau jika tidak berani dengan bicara langsung, kita bisa menyampaikan dengan berbagai cara lain, misalkan dengan mengirim sms, atau dengan cara lain. Yang penting jangan sampai saat menegur, menyakiti hati pasangan.

Nah, empat dulu tips mengawali rumah tangga dari saya ya... selamat mengarungi samudra kehidupan. Semoga selalu bahagia dan bahagia dan bahagia .

*bukankah menulis itu sama dengan mengingatkan diri sendiri? Maka teruslah menulis :D

0 komentar:

Post a Comment